Senin, 22 Juli 2019

merindukan sastrawan hadir di depan siswa



Rindu Sastrawan Hadir di Depan Siswa

            Pembacaan monolog langsung dari pengarangnya dapat membantu daya imajinasi dan inspirasi siswa didik. Gambaran ini merupakan salah satu isi acara SBSB (Sastrawan bicara siswa bertanya) yang digelar senin (31/3) di Aula Universitas Nusantara Bandung.
            Penulis sempat mengamati betapa besar antusisasme siswa terhadap dunia sastra. Kegiatan ini merupakan penawar dahaga anak didik yang sebelumnya kurang memperoleh fasilitas. Siswa merasa senang dan bangga dapat berhadapan langsung dengan sastrawan yang selama ini hanya dapat dinikmati melalui TV atau melaluikaryanya. Pembacaan puisi dan cerpen yang langsung oleh pengarangnya merupakan sebuah pembelajaran yang bermakna dan tersimpan lama dalam ingatan siswa dan guru.
            Selama ini, nasib pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memprihatinkan. Banyak siswa disekolah yang menganggap pelajaran ini membosankan dan tidak menarik. Penyebabnya beberapa faktor. Salah satunya , guru yang kurang menyukai sastra sehingga tidak memiliki metode yang berfariasi dalam mengajarkan sastra. Oleh karena itu, kegiatan sastrawan bicara siswa bertanya (SBSB) hendaknya dijadikan sebagai sarana pembelajaran langsung dari sastrawan. Cara ini dapat menghidupkan semangat belajar sastra secara lebih mendalam. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan nuansa segar bagi guru dan siswa dalam memaknai karya sastra baik berupa puisi, cerpen, maupun drama.
            Dengan program yang bagus dan konkret seperti melalui SBSB, siswa dan gru termotivasi untuk terus berkarya, menyelami, memaknai karya sastra, dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
            Dalam kegiatan SBSB, Putu Wijaya, Jamal D.Rahman, Cecep Syamsul Hari, Agus R.Sarjono begitu mahir membacakan puisi dan cerpen hasil karya emas mereka. Para sastrawan tersebut bertutur begitu puitis dan sangat pandai berimprovisasi.
            Yang membuat kegiatan ini semarak adalah adanya dialog langsung antara siswa/ guru dan sastrawan. Siswa bebas mengungkapkan rasa ingin tahu mereka tentang sastrawan dan hasil karyanya. Jawaban para sastrawan pun berhasil menghapus semua kerinduan dan kesulitan siswa dalam menangkap dan memaknai isi puisi. Siswa pun terlihat puas dan bangga dan bisa bertemu langsung dengan sastrawan yang menjadi idolanya. Mereka merasa terkesan dan terpacu untuk terus menikmati dan mengapresiasi karya sastra yang selama ini masih dirasakan sulit dalam menginterprestasikannya. Pembacaan puisi oleh Agus R. Sarjono, Jamal d. Rahman, Cecep Syamsul Hari, begitu romantis dan memikat. Siswa semakin terpukau manakala Putu Wijaya membacakan cerpen yang begitu energik, menarik hidup dan menyentuh jiwa.
            Pelajaran apakah yang dapat dipetik dari acara SBSB? Jawabanya, antusiasme siswa ketika bertemu dan bertanya jawab secara langsung dengan sastrawan. Terdapat banyak manfaat dari acara tersebut, diantaranya, (1) siswa dan guru dapat berhadapan langsung dan mengenal lebih jauh tentang sastrawan (2) siswa dan guru mendapatkan model pembacaan puisi/cerpen/drama langsung dari pengarangnya. (3) siswa dan guru menjadi lebih termotivasi untuk terus menyelami dan mendalami karya sastra sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (4) siswa dan guru menjadi lebih peka dalam menafsirkan kata-kata dan symbol, terutama dalam puisi(5) siswa dan guru bisa menikmati dan mengapresiasi pembacaaan puisi, cerpen, dan drama sebagai sebuah karya yang mengandung bahasa indah dan bermakna;dll*** 


14 komentar: