Alhamdulillah,
segala puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang telah
memberikan kesempatan istimewa kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan
kumpulan karya penulis ini ke dalam sebuah buku.
Buku ini berisi kumpulan artikel yang
dimuat di forum guru, di majalah Bandung Juara dan Antologi puisi karya teman-teman
sewaktu kuliah di IKIP Bandung angkatan ’91. Dalam penyusunan buku ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Suamiku, Dindin
Toharudin, S.Pd, thank you atas pengertiannya dan supportnya ketika mendapati
kesibukanku dalam menyusun naskah buku ini.
2. IAnakku, Azka
Meidina Hafidza, sungguh aku bersyukur dianugrahi seorang putri yang telah
menginspirasi hidupku ‘tuk terus berkarya.
3. Rasa terimakasih
kepada keluarga, sahabat
Penulis menyadari bahwa buku ini
masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga buku ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.
Bandung, Oktober
2017
Penulis
|
Senin, 22 Juli 2019
In Memoriam Ayah yang Sekarang Bersemayam di Sisi Tuhan
In Memoriam Ayah
yang Sekarang Bersemayam di Sisi Tuhan
Oleh: LinaFeraHerliana,
S.Pd
Selamat tinggal …
Wahai jiwa yang
kini bersemayam dalam darahku
Wahai kenangan yang
menghadirkan
Cinta dan kelembutan dalam keseharian
Ayah….
Kini engkau sebatas pandang
Kepergian mu adalah kesedihan
Ketiadaanmu adalah kehampaan
Ada yang
diam diam hilang dalam kerinduan
Kini Ayah
tlah bersemayam di sisi Tuhan
Kini kami
harus melangkah tanpa panduanmu
Namun yakinlah bahwa apa
yang kau berikan
Akan kami
jadikan pegangan di setiap langkah
Menuju jalan kedamaian berbakti kepada kasih sayang
Berbahagialah Ayah….
Sebagaimana kami
berbahagia
Menjadikan engkau sebagai panutan
Menjadikan kami
dapat berjalan
Menuju harapan yang
pernah kau katakan
Selamat jalan Ayah….
Semoga engkau husnul khotimah
AamiinYaaRabbal
‘Aalamiin
Drama dan minat siswa terhadap sastra
Drama
dan Minat Siswa terhadap Sastra
“Kemampuan
bersastra siswa masih rendah.Hal ini dibuktikan dengan masih sulitnya mereka
mengapresiasi karya sastra.Kurang minatnya membaca karya sastra terkalahkan
oleh bermain Facebook, game, menonton sinetron atau film”.
Dalam
proses pembuatan drama sebetulnya bukanlah hal yang baru dalam pembelajaran
sastra. Para siswa berdiskusi dalam menentukan topik, menulis naskah drama, menentukan
siapa pemeran antagonis, protagonis, memilih kostum dan memadukan music dengan
alur cerita.Motivasi siswa dalam berkarya, terutama karya sastra merupakan hal
yang penting. Siswa akan mampu mengaplikasikan olahan imajinasi ke dalam bentuk
tampilan drama. Siswa diharapkan mampu mengembangkan bakat, potensi, dan
kreativitas dalam menulis, serta bermain peran.
Peranan drama dalam peningkatan
minat siswa terhadap karya sastra sangat besar.Bermain drama ternyata ampuh
untuk meningkatkan minat siswa terhadap sastra.Melalui penyusunan naskah drama
diharapkan siswa bisa berpikir kritis dalam menangkap segala fenomena yang
terjadi di masyarakat. Proses bermain peran dapat pula memupuk solidaritas,
kekompakan dan kerja sama, serta mampu mengasah empati di antara siswa. Bahkan
dalam berdiskusi dan berlatih drama, sangat dimungkinkan terjadinya penularan
perilaku positif antarsiswa, termasuk dalam hal peningkatan motivasi dan
semangat meraih prestasi.
Ada beberapa langkah yang dapat
dilakuakan dalam proses pembelajaran drama. Sebagai langkah awal, siswa
ditugaskan membuat naskah drama yang temanya ditentukan oleh mereka
sendiri.Langkah berikutnya,setiap pertemuan,tampil satu kelompok untuk
mementaskan pertunjukan drama.Pertunjukan mereka selain dinilai oleh guru,juga
dinilai oleh teman-teman mereka.
Langkah lain yang bisa dijadikan
alternatif adalah mengumpulkan tugas dalam bentuk CD dan diputar di ruang
multimedia.Kegiatan tersebut diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab,yang
disaksikan juga oleh guru.Hal ini melatih siswa menyukai sastra dan menambah
kecintaan anak didik terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.Siswa
betul-betul menemukan sesuatu berdasarkan pengamatan yang dialami sendiri.Guru
hanya berperan sebagai fasilitator,penguatan materi dan pembenahan.
Siswa
dengan penampilan terbaik diberi penghargaan.Hal ini dimaksudkan agar siswa
bersemangat untuk lebih baik dalam berkarya.
Melalui kegiatan pementasan
drama,siswa memperoleh pengalaman:
1.Membangu
rasa percaya diri.Mereka merasa lebih berhasil dalam hidup dan bergembira dalam
waktu yang bersamaan.
2.Menciptakan
hubungan yang lebih akrab dengan sesama teman-teman
3.Belajar
mengendalikan diri dalam menghadapi perbedaan,misalnya tentang penentuan tema
yang akan disampaikan kepada penonton.
4.Memiliki
daya kreatif dan kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
5.Memiliki
mental yang kuat dalam menghadapi hidup.
6.Merasa
senang ketika belajar.
7.Memiliki
sikap toleransi dan bersemangat,untuk terus berjuang melalui pengungkapan ide
cerita dalam drama.
8.Mengubah
perilaku seni yang sebelumnya hanya sebagai penikmat atau penonton,sekarang
jadi pelaku langsung.Hal ini memunculkan kepuasan tersendiri.
9.Meningkatkan
kecerdasan berfikir dalam menuangkan ide kreatifnya.Mudah-mudahan usaha yang
sederhana ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan minat sastra siswa
khususnya,maupun pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.
belajar bahasa indonesia yang menyenangkan
Belajar Bahasa
Indonesia yang Menyenangkan
“Selama
ini, banyak siswa di sekolah yang menganggap pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia membosankan dan tidak menarik”.
Salah
satu penyebabnya adalah guru – guru yang belum kreativitasnya untuk menciptakan
dan memanfaatkan bahan ajar.Siswa cenderung dijadikan sebagai objek
pembelajaran dan guru sebagai subjeknya, serta guru yang kurang menyukai
sastra.
Berikut
adalah beberapa upaya penggalian potensi siswa dalam mengajarkan bahasa dan
sastra Indonesia.
1. Mengadakan
lomba mading tingkat SMP se-Bandung Raya yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kreativitas seni, khususnya apresiasi sastra.
2. Membimbing
siswa mengikuti berbagai perlombaan yang berhubungan dengan mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Dari hasil perlombaan, siswa lebih mandalami
sastra dan lebih menambah rasa percaya diri mereka untuk tampil di depan umum
3. Membawa
siswa ke ruang multimedia. Guru dapat mengakses dan mengolah informasi dari
media elektronik dalam bentuk powerpoint dengan tambahan animasi. Kemudian
menerapkannya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan
pembelajaran, diberikan tugas kelompok dengan pokok bahasan tertentu yang
sesuai dengan silabus. Setiap pertemuan, tampil satu kelompok untuk
mempresentasikan laporannya. Aktivitas siswa di kelas tampak sangat dominan.
Mereka menyampaikan melalui perangkat multimedia proyektor (MMP) sehingga tertampang
uraian materi yang lengkap diselingi dengan gambar – gambar dan suara.
4. Siswa
ditugaskan untuk membuat naskah drama yang temanya ditentukan oleh mereka
sendiri. Setiap pertemuan, tampil satu kelompok untuk mementaskan pertunjukkan
drama. Pertunjukkan mereka selain dinilai oleh guru bahasa Indonesia, juga
dinilai oleh teman – teman mereka.
Ada juga diantara mereka yang mengumpulkan tugas
dalam bentuk CD (cakram padat) dan diputar di ruang multimedia. Kegiatan
tersebut diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab yang disaksikan oleh guru
bahasa Indonesia dan Kepala Sekolah. Hal ini melatih siswa menyukai sastra dan
menambah kecintaan dan menambah kecintaan anak didik terhadap mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia.Disini betul – betul siswalah yang aktif menemukan
sesuatu berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri. Guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan untuk mencari penguat materi dengan cara membenahi atau
menjelaskan kekurangan yang diperoleh siswa.
5. Menonton
pertunjukkan bernuansa sastra. Di akhir pertunjukkan, bias dilakukan Tanya
jawab langsung dengan sutradara. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menambah
kecintaan para siswa dalam mengapresiasi suatu pertunjukkan.
6. Selain
dalam kelas, guru juga bekerja sama dengan OSIS, mengadakan kegiatan yang
meningkatkan apresiasi sastra, misalnya acara perpisahan, serta pembacaan puisi
dan musikalisasi puisi pada hari – hari besar agama.
7. Menugaskan
para siswa mencari puisi karya penyair karya terkenal, lalu mereka mengubah
menjadi lirik lagu yang diiringi musik. Kegiatan ini dikenal dengan nama
musikalisasi puisi.
Kegiatan
ini menjadi proses pembelajaran
berkembang menjadi sangat menarik, meskipun hanya dengan menggunakan media dari
barang bekas.
8. Siswa
ditugaskan membaca cerpen yang sudah ditentukan. Cerpen disajikan sebagian.
Siswa kemudian disuruh melanjutkan cerpen sesuai dengan keinginan imajinasi
mereka. Sambil menulis lanjutan isi cerpen, diperdengarkan alunan klasik
implora. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk meneruskan isi cerpen yang
dibacakan di depan kelas. Teman – teman yang lain memberi komentar. Kegiatan
ini melatih daya imajinasi kita.
Metode
tersebut dapat meningkatkan kemampuam belajar siswa.Bentuk – bentuk
pembelajaran lebih bervariasi. Dengan demikian, anggapan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia tidak membosankan dan tidak menarik, lama – kelamaan akan
terkikis
mengajar juga berbisnis
Mengajarjugaberbisnis
Oleh:
LinaFeraHerliana, S.Pd
Bukan
hal mudah menjalani dua pekerjaan sekaligus. apalagi di bidang yang dilakoni itu
tidak berhubungan satu sama lain. Dari dulu hingga sekarang dilakukan Lina Fera
Herliana(44), kelahiran Bandung, 27 Febuari 1972,Lina Fera Herliana juga melakoni
dunia bisnis di bidang twear. Halini berawal dari hobby mengumpulkan twear.
Diakui
Lina Fera, kegiatan bisnis tidak terlepas dari kegiatan kedua orang tua yang
dulu tujuan di dunia bisnis. alhamdulilah,dari kegiatan bisnis ugamen dapat dukungan
dari suami tercinta. Mulanya suami khawatir terhadap kesibukan saya,takut tenaga
dari pikiran terforsir. Tapi saya berusaha dengan tekun dan gigih sehingga saya
mendapat hadiah motor.alhamdulilah,dari kegiatan berbisnis twear telah banyak mendapat
hadiah yang bagus bagus danunik.
Saya sangat bersyukur pada Allah
swt yang telah menganugrahi kepada saya suami yang
senantiasa memberi kandukungan terhadap profesi dan kegiatan berbisnis saya. meskipun berbisnis twear tidak memiliki korelasi secara langsung, pada kenyataannya saya mendapatkan sejumlah manfaat antara keduanya. terbiasa berbicara karena profesi saya sebagai
guru, jelas memberinya modal bias
mempromosikan berbagai barang yang baru.
Bagi saya,menjalankan kegiatan bisnis berbarengan dengan pengabdian mencerdask ananak bangsa memberi banyak pengalaman dan hikmah sendiri.”saya semakin belajar untuk memahami karakter
orang.”tidak ada kendala berarti sebenarnya. saya hanya bias berusaha dan bekerja di
sertai doa untuk mencapai impian yang di inginkan.
membentengi anak dari bahaya negatif internet
Membenteni anak dari Pengaruh Buruk
Internet dan Perilaku Sosial yang menyimpang
Internet ibaratduasisimatapisau,
banyak sekali efek positif nya namun dampak negatifnya pun tak kalah banyak.Lewat internet anak-anak kita belajar lebih cepat, tanpa batas,
lintasruangmaupunwaktu.
Tapi sering kali kita tidak sadarakan bahaya juga mengintai anak-anak kita lewat internet,
mulai dari cyber bully (dimedsos), ancaman penculikan/kekerasan,
hingga terpapar pornografi dan perilaku menyimpang.
Orang tua memperkenalkan teknologi sejak dini untuk meminimalisir dampak buruk dari lingkungan luar sehingga mendorong anak bermain
di rumah. Orang tua memperkenalkan teknologi sejak dini untuk membantunya dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Paparan ini merupakan salah isi acara seminar pendidikan akhir zaman yang digelarSabtu (8/04) d Gedung Eureka penerbit Erlangga, Soekarno- Hatta No.
558 Bandung.
Penulis sempat mengamati betapa besar antuasias mepara
guru terhadap masalahini. Kegiatan ini merupakan penawar dahaga untuk guru terhadap dilema
yang dialami di lapangan. Selama ini, guru suka memberikan tugas kepada para siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Para
siswa dalam mengerjakan tugasnya mereka menggunakan fasilitas internet. Namun,
kita sebagai orangtua dan guru harus waspada bahwa ada dampak negatif internet terhadap perkembangan anak,
diantaranya:
11) Dampak pada perkembangan fisikà internet
banyak mengurangi aktivitas gerak
22) Dampak pada perkembangan emosi dan
social à hilangnya privacy:
remaja banyak cenderung mencantumkan identitas real dalam jejaring sosial
33) Cyber bully: banyak terjadi kasus perkelahian
yang dimulai dari komentar atau status yang dianggap ejekan.
44) Dampak pada perkembangan intelegensià anak-anak yang
menggunakan teknologi internet berlebih anak memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian. (lody Susan Greenfield)
Disamping dampak negatif, ada juga kegunaan
internet, diantaranya:
1) Internet sebagai media komunikasi
2) Media pertukaran data
3) Media untukmencariinformasiatau
data
4) Fungsikomunitas.
Bagaimana mendidik dan membentengi anak daripengaruh negative
internet?
-
Keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak
-
Guru dan orang tua berperan dalam merangsang potensi agar
berkembang maksimal.
Dari uraian di atas,
tampak bahwa tugas menjadi pendidik dan pengajar pada zaman sekarang tidak mudah. Namun,
kita sebagai pengajar sekaligus pendidik tetap harus optimis untuk mewujudkan siswa yang
cerdas, tangguh, dan saleh, dengan terus bersemangat dan ikhlas dalam mendidik mereka,
juga dibarengi doa. Selanjutnya ,seorang guru
dituntut untuk bisa memahami perilaku siswanya yang sangat beragam.
merindukan sastrawan hadir di depan siswa
Rindu Sastrawan Hadir di Depan Siswa
Pembacaan monolog langsung dari pengarangnya dapat membantu daya imajinasi dan inspirasi siswa didik. Gambaran ini merupakan salah satu isi acara SBSB (Sastrawan bicara siswa bertanya) yang digelar senin (31/3) di Aula Universitas Nusantara Bandung.
Penulis sempat mengamati betapa besar antusisasme siswa terhadap dunia sastra. Kegiatan ini merupakan penawar dahaga anak didik yang sebelumnya kurang memperoleh fasilitas. Siswa merasa senang dan bangga dapat berhadapan langsung dengan sastrawan yang selama ini hanya dapat dinikmati melalui TV atau melaluikaryanya. Pembacaan puisi dan cerpen yang langsung oleh pengarangnya merupakan sebuah pembelajaran yang bermakna dan tersimpan lama dalam ingatan siswa dan guru.
Selama ini, nasib pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memprihatinkan. Banyak siswa disekolah yang menganggap pelajaran ini membosankan dan tidak menarik. Penyebabnya beberapa faktor. Salah satunya , guru yang kurang menyukai sastra sehingga tidak memiliki metode yang berfariasi dalam mengajarkan sastra. Oleh karena itu, kegiatan sastrawan bicara siswa bertanya (SBSB) hendaknya dijadikan sebagai sarana pembelajaran langsung dari sastrawan. Cara ini dapat menghidupkan semangat belajar sastra secara lebih mendalam. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan nuansa segar bagi guru dan siswa dalam memaknai karya sastra baik berupa puisi, cerpen, maupun drama.
Dengan program yang bagus dan konkret seperti melalui SBSB, siswa dan gru termotivasi untuk terus berkarya, menyelami, memaknai karya sastra, dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan SBSB, Putu Wijaya, Jamal D.Rahman, Cecep Syamsul Hari, Agus R.Sarjono begitu mahir membacakan puisi dan cerpen hasil karya emas mereka. Para sastrawan tersebut bertutur begitu puitis dan sangat pandai berimprovisasi.
Yang membuat kegiatan ini semarak adalah adanya dialog langsung antara siswa/ guru dan sastrawan. Siswa bebas mengungkapkan rasa ingin tahu mereka tentang sastrawan dan hasil karyanya. Jawaban para sastrawan pun berhasil menghapus semua kerinduan dan kesulitan siswa dalam menangkap dan memaknai isi puisi. Siswa pun terlihat puas dan bangga dan bisa bertemu langsung dengan sastrawan yang menjadi idolanya. Mereka merasa terkesan dan terpacu untuk terus menikmati dan mengapresiasi karya sastra yang selama ini masih dirasakan sulit dalam menginterprestasikannya. Pembacaan puisi oleh Agus R. Sarjono, Jamal d. Rahman, Cecep Syamsul Hari, begitu romantis dan memikat. Siswa semakin terpukau manakala Putu Wijaya membacakan cerpen yang begitu energik, menarik hidup dan menyentuh jiwa.
Pelajaran apakah yang dapat dipetik dari acara SBSB? Jawabanya, antusiasme siswa ketika bertemu dan bertanya jawab secara langsung dengan sastrawan. Terdapat banyak manfaat dari acara tersebut, diantaranya, (1) siswa dan guru dapat berhadapan langsung dan mengenal lebih jauh tentang sastrawan (2) siswa dan guru mendapatkan model pembacaan puisi/cerpen/drama langsung dari pengarangnya. (3) siswa dan guru menjadi lebih termotivasi untuk terus menyelami dan mendalami karya sastra sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (4) siswa dan guru menjadi lebih peka dalam menafsirkan kata-kata dan symbol, terutama dalam puisi(5) siswa dan guru bisa menikmati dan mengapresiasi pembacaaan puisi, cerpen, dan drama sebagai sebuah karya yang mengandung bahasa indah dan bermakna;dll***
pengembangan kecerdasan guru
Pengembangan Kecerdasan Emosional Guru
Dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan, aspek sikap dan kepribadian guru menjadi sangat penting, terutama kematangan emosional guru.
Ujian profesionalisme seorang guru yang sebenarnya adalah saat guru ditantang untuk mampu menujukkan dan membuktikan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Hanya dengan kecerdasan emosi yang kuat, kita akan terhindar dari berbagai tindakan yang akan menyeret kita pada kemarahan.
Guru yang cerdas secara emosional, tentunya tidak memeberikan teguran attau hukuman dengan cara memalukan siswa didepan teman-temannya, merendahkan dengan kata-kata yang memojokkan, dan tidak memeberikan kesempatan untuk mengemukakan alasan. Anak memebutuhkan figure guru yang mengajarkan control diri dengan cara yang benar, penuh kasih sayang, dan kehangatan. Hasil survei goleman menemukan banyak orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena rendahnya kecerdasan intelektualnya namun Karena kurang memiliki kecerdasan emosional. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang berhasil dalam kehidupan meskipun IQ-nya rata-rata saja, tetapi kecerdasan emosionalnya tinggi.
Guru yang sering memberi hukumankepada siswa sebetulnya secara langsung ataupun tak langsung mengganggu konsentrasi belajar dan perkembangan psikologi anak. Anak merasa lebih kesepian dan pemurung, lebih kasar dan kurang menghargai sopan santun. Anak menjadi tidak percaya pada lingkungan dan orang lain.
Menurut Herry Sukarman (2009;6), mencerdaskan anak didik harus dilakukan oleh guru yang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang mengacu pada tujuan pendidikan. Seorang pendidikan juga harus mampu membuat siswa cerdas dalam iklim yang kompetitif, menjadikan siswa sportif dan siap menang dan kalah. Di sinilah peran guru yang cerdas intelektual dan emosionalnya diperlukan. Anak didik memiliki unggulan dalam hal yang tentuu berbeda-beda, sehingga tugas guru untuk menghargai setiap keunggulan tersebut. Seorang guru sebaiknya dapat menghargai sekecil apa pun prestasi siswa. Dengan begitu, kecerdasan emosional siswa juga turut berkembang.
Sosok guru yang ideal bagi seorang siswa pun mulai mengalami perubahan. Guru yang memberikan kebebasan dalam belajar dan menentukan sikap, merupakan pilihan pertama siswa. Guru yang diinginkan mereka adalah guru yang menjadikan sekolah sebagai tempat di mana mereka dapat mengembngkan kreatifitasnya secara bebas. Guru tidak lagi mengharuskan siswa duduk diam dengan manis mendengarkan ceramahannya tanpa boleh bergerak atau berdiri. Guru idamna di mata siswa adalah guru yang berjiwa besa, pandai mengendalikan emosi, dan memiliki selera humor yang tinggi.
Dari uraian diatas, tampak bahwa tugas menjadi pendidikan dan pengajar pada zaman sekarang tidak mudah. Namun, kita sebagai pengajar sekaligus pendidik tetap harus optimis untuk mewujudkan siswa yang cerdas , tangguh, dan saleh, dengan terus bersemangat dan ikhlas dalam diidk mereka , juga dibarengi doa. Selajutnya, seorang guru dituntut untuk bisa memahami perilaku siswanya yang sangat dinamis dan beragam. Seorang guru harus kreatif dalam memberikan metode dan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa .***
Penulis, guru bahasa Indonesia SMA Negeri 18 Bandung.
cara belajar yang menyenangkan
“Selama
ini, banyak siswa di sekolah yang menganggap pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia membosankan dan tidak menarik”.
Salah
satu penyebabnya adalah guru – guru yang belum kreativitasnya untuk menciptakan
dan memanfaatkan bahan ajar. Siswa cenderung dijadikan sebagai objek
pembelajaran dan guru sebagai subjeknya, serta guru yang kurang menyukai
sastra.
Berikut
adalah beberapa upaya penggalian potensi siswa dalam mengajarkan bahasa dan
sastra Indonesia.
1. Mengadakan
lomba mading tingkat SMP se-Bandung Raya yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kreativitas seni, khususnya apresiasi sastra.
2. Membimbing
siswa mengikuti berbagai perlombaan yang berhubungan dengan mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Dari hasil perlombaan, siswa lebih mandalami
sastra dan lebih menambah rasa percaya diri mereka untuk tampil di depan umum
3. Membawa
siswa ke ruang multimedia. Guru dapat mengakses dan mengolah informasi dari
media elektronik dalam bentuk powerpoint dengan tambahan animasi. Kemudian
menerapkannya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan
pembelajaran, diberikan tugas kelompok dengan pokok bahasan tertentu yang
sesuai dengan silabus. Setiap pertemuan, tampil satu kelompok untuk
mempresentasikan laporannya. Aktivitas siswa di kelas tampak sangat dominan.
Mereka menyampaikan melalui perangkat multimedia proyektor (MMP) sehingga tertampang
uraian materi yang lengkap diselingi dengan gambar – gambar dan suara.
4. Siswa
ditugaskan untuk membuat naskah drama yang temanya ditentukan oleh mereka
sendiri. Setiap pertemuan, tampil satu kelompok untuk mementaskan pertunjukkan
drama. Pertunjukkan mereka selain dinilai oleh guru bahasa Indonesia, juga
dinilai oleh teman – teman mereka.
Ada juga diantara mereka yang mengumpulkan tugas
dalam bentuk CD (cakram padat) dan diputar di ruang multimedia. Kegiatan
tersebut diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab yang disaksikan oleh guru
bahasa Indonesia dan Kepala Sekolah. Hal ini melatih siswa menyukai sastra dan
menambah kecintaan dan menambah kecintaan anak didik terhadap mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Disini betul – betul siswalah yang aktif menemukan
sesuatu berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri. Guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan untuk mencari penguat materi dengan cara membenahi atau
menjelaskan kekurangan yang diperoleh siswa.
5. Menonton
pertunjukkan bernuansa sastra. Di akhir pertunjukkan, bias dilakukan Tanya
jawab langsung dengan sutradara. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menambah
kecintaan para siswa dalam mengapresiasi suatu pertunjukkan.
6. Selain
dalam kelas, guru juga bekerja sama dengan OSIS, mengadakan kegiatan yang
meningkatkan apresiasi sastra, misalnya acara perpisahan, serta pembacaan puisi
dan musikalisasi puisi pada hari – hari besar agama.
7. Menugaskan
para siswa mencari puisi karya penyair karya terkenal, lalu mereka mengubah
menjadi lirik lagu yang diiringi musik. Kegiatan ini dikenal dengan nama
musikalisasi puisi.
Kegiatan
ini menjadi proses pembelajaran
berkembang menjadi sangat menarik, meskipun hanya dengan menggunakan media dari
barang bekas.
8. Siswa
ditugaskan membaca cerpen yang sudah ditentukan. Cerpen disajikan sebagian.
Siswa kemudian disuruh melanjutkan cerpen sesuai dengan keinginan imajinasi
mereka. Sambil menulis lanjutan isi cerpen, diperdengarkan alunan klasik
implora. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk meneruskan isi cerpen yang
dibacakan di depan kelas. Teman – teman yang lain memberi komentar. Kegiatan
ini melatih daya imajinasi kita.
Metode
tersebut dapat meningkatkan kemampuam belajar siswa. Bentuk – bentuk
pembelajaran lebih bervariasi. Dengan demikian, anggapan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia tidak membosankan dan tidak menarik, lama – kelamaan akan terkikis
Geliat Literasi
GELIAT LITERASI
Oleh: LinaFeraHerliana, S.Pd
Buku gudangnya
ilmu dan membaca adalah kuncinya," begitu bunyi pepatah yang sudah sangat
kita kenal dan sering dilihat tertata rapi menghiasi dinding sudut beberapa
perpustakaan. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan, tidak semua orang bisa melaksanakan
pepatah tersebut. Banyak siswa yang belum memahami pentingnya membaca. Seandainya budaya
baca generasi muda masih kurang, niscaya dunia pendidikan di kita akan sulit untuk mencapai kemajuan. Di luarnegeri,
ternyata metodologi peningkatan budaya membaca begitu pesat dan itu diimbangi
pula dengan kemajuan ilmu teknologi yang mereka ciptakan. Sebenarnya di kita juga tidak
sedikit para tokoh cendikiawan yang mempunyai tingkat membaca yang tinggi, misalnya B.J Habibie.
Beliausalahsatutokohcendikiawanmuslim yang amat brilian.
Beliau bisa memproduksi pesawat terbang juga karena kecerdasannya. Mudah-mudah beliau bisa dijadikan
figure yang patut diteladani oleh generasi yang akan datang.
Beberapa waktu lalu saya,
para kepala sekolah SD, SMP, SMA sekota Bandung juga parasiswa SD, SMP, SMA
menghadiri kegiatan launching gerakan literasi yang diresmikan oleh walikota
Bandung, Bapak Ridwan Kamil. Saya begitu mengapresiasi harapan bapak walikota Bandung
yang mempunyai cita-cita menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa, guru juga seluruh aparat sekolah.
Seperti disampaikan Bapak Walikota
Bandung, Negara Korea adalah Negara yang
baru berdiri tetapi dilihat dari perkembangan teknologinya maju pesat. Hal
ini disebabkan parawarganya yang disiplin dan menjadiKan budaya membaca sebagai kebutuhan seperti layaknya kebutuhan makan dan minum. Kami,
sebagai guru juga mulai melaksanakan gerakan literasi disekolah. Kegiatan tersebut berlangsung selama
15 menit, dilanjutkan dengan bela Negara dengan cara diperdengarkan lagu Indonsia
Raya. Dengan melakukan pembiasaan membaca setiap hari,
lambat laun mulai tertanam minat tinggi untuk melakukan kegiatan membaca yang
pada akhirnya menjadi suatu kebutuhan. Gerakan ini bertujuan agar
siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. .
GLS
memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagai mana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2015. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca
agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik.
Pembiasaan membaca ini harus terus dilakukan
agar peserta didik mampu menjadi motivator untuk dirinya sendiri atau pun untuk orang
lain. Ketika mengetahui pentingnya membaca dan banyaknya manfaat yang kita peroleh,
kita dituntut untuk bisa melakukan kegiatan membaca dengan cepat dan tepat. Bukan hanya sekadar cepat membaca dan selesai,
tetapi juga harus bisa membaca cepat plus paham
isi atau makna yang
terkandung dalam bacaan tersebut Dari gerakan literasi yang
telah berlangsung tahun ini, Alhamdulillah saya sebagai Pembina mading menerbitkan satu
tabloid, namanya ‘Laskar” yang artinya dallas Berkarya. Saya sebagai Pembina
berusah menugaskan siswa membuat tulisan dari hasil literasi. Mereka berkarya ada yang
berbentuk puisi, tips, cerpen, artikel, doodle, gallery dallas, karikatur, dan
lain-lain. Saya selaku Pembina senantiasa memberikan penghargaan kepada siswa yang
telah mengirimkan karya, berupa nilai yang bagus.
CERPEN BAPAK
Selamat
Jalan, Ayah….
Air
mataku tak tertahankan ketika mendengar vonis dokter. Ayahku mengidap penyakit paru-paru. Mendengar
hal itu, sontak aku kaget bercampur sedih. Langit seakan runtuh, angan pun
jatuh. Ingin kuteriak sekencang-kencangnya…..tapi apa dayaku. Lemas terasa
seluruh tubuhku. Tapi aku mencoba bersikap tenang karena aku tidak ingin membuat ibuku menjadi panik dan
sedih. Penyakit ayahku muncul mungkin diakibatkan sewaktu mudanya yang sering
merokok.
Beberapa
hari sebelumnya ayahku berobat ke dokter Lan yang merupakan langgannya sejak
dulu. Dokter Lan terletak di Kalipah Apo. Kata dokter Lan, ayahku menderita
sakit jantung. Entah mana yang benar tapi aku beserta keluarga tetap berusaha mengobati penyakit yang telah
bersarang di tubuh ayahku.
Sabtu
itu, kumengantar anakku mau mengikuti lomba cerdas cermat yang diselenggarakan
di sekolahnya. Aku dan suamiku berusaha menghadirinya karena ingin memberikan
motivasi dan semangat kepada buah hatiku tercinta. Sebenarnya anakku juga
menginginkan kehadiran kakeknya dalam perlombaan itu, tapi karena kondisi, maka
ayah juga tidak bisa nonton. Tak lama suamiku pergi lagi karena ada tugas
menanti di sekolah.
Beberapa
jam kemudian terdengar HPku bordering ….
Kriiing…kriiing…
“Ma, cepat pulang, Bapak sesak nafas”, seru suamiku. Mendengar hal itu dengan
tidak sadar aku dan anakku langsung menangis. Tapi aku mencoba kuat dan
menenangkan anakku.. Aku merasakan getaran yang tak biasa dan ada firasat yang
aneh. Dalam hatiku terbersit, ya Alloh takut terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Yang
membuat kami terharu adalah sikap ayah yang seolah-olah tidak memiliki keluhan.
Entahlah…Apakah ayah memang sudah pasrah atau tidak ingin membuat anak-anaknya
sedih. T Tiap subuh seperti biasa kubangunkan ayahku.
Beliau ternyata sedang melaksanakan sholat subuh.
“Mana
qur’an ?” kata ayahku. Lalu aku serahkan qur’an.
Alhamdulillah ayah tidak lupa selalu membaca ayat suci Al-qur’an. Walaupun sudah termakan usia, ayahku tidak terkena penyakit pikun. Beberapa bulan sebelumnya beliau berkunjung ke rumah adikku yang bungsu, yang bertugas di Cianjur. Bahkan , dua hari sebelum meninggal ayahku sempat mengunjungi kakaknya di jalan Pagarsih. Sepulang dari uwa ayah dengan keponakan makan sate sama gule. Yang merupakan makanan kesukaannya. Begitu pulang kerumah beliau terlihat sumringah, bercahaya seakan tidak ada beban.
“Bapak
udah dari mana?” Tanyaku mencoba menyapa beliau.
“Bapak
sudah ke rumah Uwa, ingin ketemu,
rindu rasanya”. Alhamdulillah sebelum kepergiannya, ayahku sempat silaturahmi
dengan kakaknya yang tinggal satu-satunya.
Terkadang
aku tak habis pikir, mengapa ayah begitu
kuat menghadapi keadaan dan ayahku tidak manja. Terbukti beliau sering jalan
sendiri ke Cianjur, tempat anaknya yang bungsu yang sangat dibanggakan oleh ayah juga
keluarga. Sebenarnya kami anak-anaknya
sangat khawatir dengan kesehatan beliau. Ayah adalah sosok orang yang terjaga kelakuannya, sederhana penampilannya,
rendah hati terhadap siapa saja, juga tidak mementingkan diri sendiri. Aku
sangat mengagumi ayahku karena sikapnya yang selalu mengalah dan bersahaja.
Jika sehari saja aku tak melihatnya, aku merasa kehilangan. Sebelum berangkat
kerja, kerap aku mencium tangannya. Bahkan sampai akhir hayatnya pun aku sempat
komunikasi dan mencium ayahku. Yang terpenting juga ayahku adalah sosok yang
bijaksana. Kebetulan Allah SWT menitipkan beberapa rumah kontrakan, ada
beberapa yang tidak membayar, ayahku merelakannya.
“Tidak
apa-apa, itu bukan rejeki kita, “Seru ayah kepada ibu dan anak-anaknya.
Ayahku
sangat bijaksana kepada orang yang
betul-betul memerlukan pertolongan. Kami sangat bersyukur karena berkat kebaikan bapak Alloh SWT
membalasnya berlipat-lipat. Ayahku diberi hadiah bisa naik haji, dan
anak-anaknya kini sudah bisa hidup mandiri.
Dengan
dibantu tongkat ayahku selalu menjemput sang mentari, tepat di depan rumahku.
“Mau
ke mana, Pak? Tanya pak Indra, yang merupakan
tetangga dekatku.
”Mau
jalan-jalan, “ Jawab ayah lirih
Kami
tinggal di kompleks Citarip. Alhamdulillah hidup kami tentram dan damai.
Lingkungan di sekitar sana sangat religus. Makanya ayahku betah tinggal d kompleks itu. Beliau suka
bercengkrama dengan pak Indra yang merupakan sahabat ayahku.
Kami sebagai anak-anaknya sangat kagum dan
salut terhadap kerendahan hati ayah. Para tetangga banyak yang merasa kehilangan
ayah. Bapak adalah sosok yang mudah
akrab dengan siapa saja. Beliau dikenal juga suka humor.
Takada
lagi yang minta dibelikan sate, gule, makanan yang merupakan pavorit ayahku.
“Mana sate, Lin? Seru ayahku. Aku, suami juga
anak-anak yang lain sangat hapal dengan makanan pavorit ayah. Walaupun dalam
hati kecil kami suka ada kekhawatiran karena kalau makan itu terus-menerus
takut terkena kolesterol. Akan tetapi karena keinginan ayahku, kami sebagai
anak-anaknya mengabulkan keinginannya.
Satu
hari sebelum ayahku pergi, ada yang seperti hendak bertamu malam-malam,
tepatnya pukul 02.00 WIB dini hari.
“Assalamualikum…”
terdengar seperti ada tamu di luar rumah.
“Waalaikumsalam…”
seru ayah dan ibuku. Tapi anehnya pas ayah dan ibuku terbangun lalu melihat di
jendela pintu, tidak terlihat ada tamu yang tadi mengucap salam. Kini kami baru
sadar bahwa tamu itu mungkin malaikat maut
yang hendak menjemput ayahku.
Kini
ayahku sudah pergi, kembali ke haribaan Sang Illahi. Masalah rejeki, jodoh,
kematian itu merupakan rahasia Allah SWT. Akhirnya aku teringat lagi, kita
tidak boleh sedih. Kita semua adalah milik Allah SWT dan kelak akan kembali
pada-Nya.Allah SWT mempunyai hak prerogatif. Alhamdulillah, beberapa jam
sebelum ajal menjemput ayahku, aku sempat mewudzukan ayahku. Kubersikan tangan,
hidung, muka, rambut, kaki dengan bersih. Setelah itu, ayahku melaksanakan
sholat dzuhur.
“Bersih
sekali muka ayah…masih terlihat gurat-gurat ketampanan ayah….” Seruku dalam
hati. Aku terus menatap ayahku dan seakan enggan ditinggalkan olehku.
“Ayah,
ini hadiah peci haji buat ayah, semoga lekas sembuh yaa…” Seruku
“Nuhun…Bapakku
menjawab. Seakan ada perasaan senang di hatinya. Apalagi beliau mendengar dan
melihat anak dan cucu serta saudara yang lainnya berkumpul menjenguknya. Hadir
juga tetangga sekitar turut mendoakan ayahku. Alhamdulillah tetangga kami
sangat baik. Mereka peduli dan penuh perhatian kepada kami.
Aku sangat bangga mempunyai ayah yang baik, perhatian, dan penyayang. Aku sangat bersyukur ayahku begitu bijaksana. Beliau senantiasa mengalah di saat rintangan menghadang. Alhamdulilah, ternyata buah dari kesabaran rejeki ayahku mengalir dari Alloh SWT. Beliau adalah superman karena sudah bisa mengasuh, membimbing dan mendidik kami sebanyak sembilan orang hingga bisa mandiri seperti sekarang. Aku sangat bangga mempunyai ayah yang jarang mengeluh walau penyakit menderanya. Ayah adalah sosok yang luar biasa soleh, beliau tidak merepotkan kami, ayah sangat tidak menjadi beban kami. Semoga beliau merasa senang di sana, diberi tempat terindah oleh Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya….Aamiin. tak terasa air mataku mengali mengucur dengan deras. Kami merasa kehilangan sososk ayah yang sangat baik, sabar dan juga sederhana. Dari dulu ayah suka memompa hati juang kami ‘tuk terus berpacu di tengah persaingan zaman. Ayahku selalu menanamkan sikap sabar dalam menghadapi segala coban hidup. Hal itulah yang membuat aku tegar, contohnya selama bertahun-tahun aku diberi tugas sebagai staff humas oleh bapak kepala sekolah, tempat aku mengajar. Alhamdulillah aku jadi memiliki mental yang cukup tangguh. Ayahku orang yang kuat, ya aku juga harus jadi orang yang kuat layaknya seperti ayah, yang merupakan idolaku.
Tepat
pukul 04.25 WIB terdengar adzan
berkumandang, para tetangga dan orang-orang masjid melaksanakan sholat subuh
berjamaah di rumah, menyolatkan jenazah. Aku sama saudara-saudaraku yang lain
membaca Surat Yassin, tak terasa deraian air mata tak henti-hentinya mengalir.
Aku dan saudara-saudaraku tak henti-hentinya berdoa untuk ayah yang sudah
terbujur kaku.
Beberapa
jam kemudian, berdatanganlah teman-temanku dari SMA Negeri 18 Bandung, teman-teman
kakakku dari SD Babakan Tarogong dan juga tetangga ayah dari jalan H. Zakaria.
“Lin,
turut berduka cita ya,” Seru teman-temanku. Aku tak kuasa menahan sedih dan
linangan air mata. Peristiwa itu bagai mimpi di siang bolong, seakan tak
percaya dengan apa yang telah terjadi.
“Lin, semoga arwah almarhum ayah diampuni segala dosanya, diterima segala
amal ibadahnya dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.” Aamiin seruku. “Bertubi-tubi
ucapan doa disampaikan kepada almarhum. Ayah dimakamkan di Garut, sesuai dengan
wasiatnya.
Awan
menghiasi langit yang terlihat senja seakan
turut berduka dengan kepergian ayah. Bergelayut sendu mengiringi kami menuju Garut.
Tugas
aku juga putra-putra bapak yang lain, kerap mengirim doa untuk ketenangan dan
kebahagiaan ayah yang sudah ada di alam barzah. Kami sebagai orang yang beriman
berusaha menerima takdir dari Sang Illahi.
“Ma,
semua manusia akan kembali menghadap-Nya, kita sebagai manusia hanya bisa
menerima takdir dengan penuh kepasrahan. Insya Alloh surga menanti buat ayah kita tercinta,” tutur
suamiku.
Kini
aku membuat rumah belajar. Kami
sekeluarga suka melaksanakan sholat berjamaah dilanjutkan ngaji bersama-sama
yang pahalanya ditujukan untuk bapak.
Terkadang
aku merasa sedih, karena ayahkuku belum melihat aku menyetir mobil sendiri padahal aku sudah mengikut
kursus.
“Ayah,
yuu kita jalan-jalan, Lina yang
nyetirnya,”Seruku kepada ayah. Ayahku tersenyum seakan ada pancaran bahagia di
hatinya karena mendengar putranya mempunyai mimpi.Aku belum berani menyetir mobil sendiri. Kebetulan jalan di kompleks
kami pas satu mobil. Kini sudah membuat rumah belajar di rumah. Banyak
buku-buku dan Alquran yang tlah dipajang.
Sholat magrib dilaksanakan secara berjamaah, dan juga mengaji
bersama-sama. Semua pahalanya kutujukan untuk ayahku tercinta. Hanya sayangnya,
beliau tidak sempat melihatnya. Ayah kini sudah tiada, tidak ada lagi tempat
berbagi suka duka. Tidak ada lagi humor
“Selamat
jalan Ayah…..Semoga engkau berbahagia di alam sana dan Allah SWT
senantiasa memberikan tempat terindah di sisi-Nya. Aamiin Yaa Rabbal
Aalamiin.
***

Biodata
Penulis/Pengarang
LINA
FERA HERLIANA, S.Pd
Lahir di Bandung, 27 Februari 1972.
Warga Bandung dari suku
Sunda Garut (Ayah dan Ibu). Pernah studi
di Jurusan Diksatrasia FPBS IKIP Bandung. Mengajar di SMA Negeri 18 Bandung. Hobby: Membaca dan menulis. Tugas tambahan di SMAN 18
Bandung: Staff Humas, Wali kelas dan Pembina Mading. Pernah menulis artikel di
Forum Guru PR, menulis cerpen dan puisi
di Majalah Bandung Juara. Alamat: Kompleks Citarip Barat Jalan Citarip Tengah I
No. 17 RT 03 RW 09 Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler. HP 087823234897,
E-mail: linaferaherliana@gmail.com,
FB: Lina Fera Herliana.
Langganan:
Postingan (Atom)