Sahabatku
Wajan
Karya:
Lina Fera Herliana
Tiap hari
Rinduku tak terukur
Di tengah dapur
Kutak bisa hidup tanpamu
Betapa kausangat berarti bagiku
Kau
siap berkorban selalu
Aku bertutur lewat sepasang matamu
Yang bersinar memberikan harapan
Terima kasih atas kasih sayangmu
Yang slalu siaga setiap waktu
‘Tuk dipakai menggoreng, memasak, menumis
Aneka ragam panganan
Oh wajan
…
Kau kerap siap memanjakanku
Kau sudah banyak memberikan lebih
Kau selalu banyak memberikan warna dalam hidupku
Andai kau bisa berkata
Betapa banyak pengorbanan
Yang tlah kau tebarkan
Semoga kita slalu bisa bersahabat dalam
berbagai rasa
(Buat puisi tentang wajan/katel)
Bakso
Karya: Lina Fera Herliana
Bakso ….
Kau makanan pavoritku
Hampir semua orang menyukainya
Kau disajikan panas-panas
Tak lupa ditaburi bumbu lada pedas
Ditemani jus alpukat dalam gelas
Harga terjangkau
Dompet tak terkuras
Bakso …
Jajanan yang menggoda
Hampir tiap hari kuslalu merindukanmu
makanan yang slalu kutunggu
Bakso ….
Kau begitu banyak macamnya
Ada baso aci, baso sapi, baso keju,
Baso rudal, baso rusuk, baso gepeng, baso kerikil,
Baso malang, baso balungan
Baso ….
Kau tlah membuatku kenyang dan bahagia
Kau selalu menggoyang lidah manusia
Hingga slalu menarik ‘tuk terus mencoba
Semangkok baso …
Kau mampu
memberi semangat dalam hidupku
‘tuk senantiasa bergerak dan berkarya
Kuingin slalu menghangatkan waktu dengan bakso
Kuahnya begitu menggoda, guruh dan lezat
Ditambah jeruk yang segar mempesona
Kau obat lapar di kala gundah
PANTAI UJUNG GENTENG
Pantai Ujung Genteng
Masih kuingat kala itu
Kuberjalan menyusuri
Pantai Ujung Genteng
Yang berombak sepi
Dulu kuslalu kamping
Di tempat itu
Kegiatan PMR, Pramuka
Sungguh indah mempesona
Di sana tlah banyak
Menyimpan asa
Kini rinduku tak tertahankan
‘Tuk menemuimu
Namun apa daya
Jarak tlah memisahkan kita
Stasiun
Syahdu
Karya:
Lina Fera Herliana
Kala itu senja sore
Kujanjian di stasiun hendak naik kereta
Sungguh bahagia bisa kembali bersua
Kita saling melepas rindu di atas ubin
putih
Terlihat langit mendung
Tapi di stasiun, kereta akan tetap melaju
Ditemani temaran lampu yang syahdu
Sebelum berangkat dihadiahi sejumput doa
Tak lupa disediakan bantal
Mengantarkan para penumpang
Ke berbagai tujuan
Kumelihat seorang
ibu menjajakan kopi di sudut stasiun
Yang terlihat lelah melayani pelanggan
Dia merasa sedih tidak ada bahu ‘tuk bersandar
Dia beristirahat karena kelelahan
Poninya tampak keluar karena kerudungnya acak-acakan
Kami segera memberi vitamin untuk memberi
kesegaran kembali
Kepada ibu yang sedang keletihan