Kamis, 19 Januari 2023

Puisi

 

Sahabatku Wajan

Karya: Lina Fera Herliana

 

Tiap hari

Rinduku tak terukur

Di tengah dapur

Kutak bisa hidup tanpamu

Betapa kausangat berarti bagiku

Kau  siap berkorban selalu

 

Aku bertutur lewat sepasang matamu

Yang bersinar memberikan harapan

Terima kasih atas kasih sayangmu

Yang slalu siaga setiap waktu

‘Tuk dipakai menggoreng, memasak, menumis

Aneka ragam panganan

 

Oh wajan 

Kau kerap siap memanjakanku

Kau sudah banyak memberikan lebih

Kau selalu banyak  memberikan warna dalam hidupku

Andai kau bisa berkata

Betapa banyak pengorbanan

Yang tlah kau tebarkan

Semoga kita slalu bisa bersahabat dalam berbagai rasa

 (Buat puisi tentang wajan/katel)

 

 

 

 

Bakso

Karya: Lina Fera Herliana   

                                                      

Bakso ….

Kau makanan pavoritku

Hampir semua orang menyukainya

Kau disajikan panas-panas

Tak lupa ditaburi bumbu lada pedas

Ditemani jus alpukat dalam gelas

Harga terjangkau

Dompet tak terkuras

 

Bakso …

Jajanan yang  menggoda

Hampir tiap hari kuslalu merindukanmu

makanan yang slalu kutunggu

 

Bakso ….

Kau begitu banyak macamnya

Ada baso aci, baso sapi, baso keju,

Baso rudal, baso rusuk, baso gepeng,  baso kerikil,

Baso malang, baso balungan

 

Baso ….

Kau tlah membuatku kenyang dan bahagia

Kau selalu menggoyang lidah manusia

Hingga slalu menarik ‘tuk terus mencoba

 

Semangkok baso …

Kau mampu  memberi semangat dalam hidupku

‘tuk senantiasa bergerak dan berkarya

 

Kuingin slalu  menghangatkan waktu dengan bakso

Kuahnya begitu menggoda, guruh dan lezat

Ditambah jeruk yang segar mempesona

Kau  obat lapar di kala gundah

 

 

 

 

 

 

PANTAI  UJUNG GENTENG

 

Pantai Ujung Genteng

Masih kuingat kala itu

Kuberjalan menyusuri

Pantai Ujung Genteng

Yang berombak sepi

Dulu kuslalu kamping

Di tempat itu

Kegiatan PMR, Pramuka

 

Sungguh indah mempesona

Di sana tlah banyak

Menyimpan asa

 

Kini rinduku tak tertahankan

‘Tuk menemuimu

Namun apa daya

Jarak tlah memisahkan kita

 

 

 

 

 

 

 Stasiun Syahdu       

Karya: Lina Fera Herliana

 

Kala itu senja sore

Kujanjian di stasiun hendak naik kereta

Sungguh bahagia bisa kembali bersua

Kita saling melepas rindu di atas ubin putih

 

Terlihat langit mendung

Tapi di stasiun, kereta akan tetap melaju

Ditemani temaran lampu yang syahdu

Sebelum berangkat dihadiahi sejumput doa

Tak lupa disediakan bantal

Mengantarkan para penumpang

Ke berbagai tujuan

 

Kumelihat seorang ibu menjajakan kopi di sudut stasiun 

Yang terlihat lelah melayani pelanggan

Dia merasa  sedih tidak ada bahu ‘tuk bersandar

Dia beristirahat karena kelelahan

Poninya tampak  keluar karena kerudungnya acak-acakan

Kami segera memberi vitamin untuk memberi kesegaran kembali

Kepada  ibu yang sedang keletihan

 

 

 

JERITAN SEORANG GADIS

 

Karya: Lina Fera Herliana


Cerita ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang bernama Pinkan yang merasakan penderitaan dalam hidupnya karena dikhianati seorang laki-laki yang bernama Fery. Pinkan sangat kecewa berat dan depresi karena beliau sama sekali tidak menyangka bahwa kekasihnya yang selama ini diidam-idamkan dan dipuja-puja ternyata menghilang tidak ada rasa tanggung jawab. Pinkan merasa bersalah karena sudah hamil di luar nikah. Setelah Pinkan melahirkan beliau tidak lelah terus berupaya mencari Fery sebagai calon bapak dari bayi yang sudah dilahirkannya. Pinkan tiap hari mencari informasi tentang keberadaan Fery yang sudah lama hilang jejak. Suata saat Pinkan menemukan keberadaan Fery di Jakarta atas informasi dari temannya yang merasa simpati terhadap Pinkan. Pertemuan di Jakarta meninggalkan luka yang mendalam karena didapati Fery di sana sudah bersama wanita lain.

Rabu, 24 Maret 2021

 

 

In Memoriam Ayah yang Sekarang Bersemayam di Sisi Tuhan

Oleh: Lina Fera Herliana, S.Pd

 

Selamat tinggal …

Wahai jiwa yang kini bersemayam dalam darahku

Wahai kenangan yang menghadirkan

Cinta dan kelembutan dalam keseharian

 

Ayah….

Kini engkau sebatas pandang

Kepergianmu adalah kesedihan

Ketiadaanmu adalah kehampaan

Ada yang diam diam hilang dalam kerinduan

 

Kini Ayah tlah bersemayam di sisi Tuhan

Kini kami harus melangkah tanpa panduanmu

Namun yakinlah bahwa apa yang kauberikan

Akan kami jadikan pegangan di setiap langkah

Menuju jalan kedamaian berbakti kepada kasih sayang

 

Berbahagialah Ayah….

Sebagaimana kami berbahagia

Menjadikan engkau sebagai panutan

Menjadikan kami dapat berjalan

Menuju harapan yang pernah kaukatakan

Selamat jalan Ayah….

Semoga engkau husnul khotimah

Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin


Aku Cinta Ibu

Karya: Lina Fera Herliana

 

Ibu ....

Kasih sayangmu tak pernah lekang oleh waktu

Semua nasihat- nasihatmu tak pernah kami lupakan

Walaupun terkadang aku tidak mengindahkan yang kau berikan

 

Ibu ....

Sungguh besar jasamu dalam hidupku

Aku bangga dan bahagia selalu bisa dekat dan menemani di sisa hidupmu

 

Ibu ....

Ijinkanlah kami jadi anak yang berbakti kepadamu

Anak yang tak melupakan kasih sayangmu

Ijinkanlah kami 'tuk terus mendoakanmu

 

Ibu ....

Terima kasih atas semua bimbinganmu

Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri

Kini kami menjadi orang yang mandiri

Alhamdulillah, itu semua berkat perjuanganmu ibu

 

Ibu ....

Aku slalu berdoa untukmu

Semoga kau sehat  dan senantiasa diberkahi Alloh swt

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin ...🤲🌹😘

[



 

 

 

Rabu, 06 Mei 2020

Puisi



     PERPISAHAN
Oleh: Lina Fera Herliana Kini tiba saatnya perpisahanKelas XII angkatan 30
Tlah digelar hari Sabtu di hotel Golden Flower
Senin, 2 Mei 2019 Anak-anakku
Kami bangga padamuMudah-mudahan kalian menjadi lulusan terbaik yangMembawa nama harum SMA Negeri 18 Bandung Selamat  mencapaiTempat yang baruDemi tercapainyaSebuah asaYang kelak kan membawa bahagiaDemi keluarga dan bangsa 

Puisi




     PERPISAHAN

Oleh: Lina Fera Herliana

Kini tiba saatnya perpisahan
Kelas XII angkatan 30
Tlah digelar hari Sabtu di hotel Golden Flower
Senin, 2 Mei 2019

Anak-anakku
Kami bangga padamu
Mudah-mudahan kalian menjadi lulusan terbaik yang
Membawa nama harum SMA Negeri 18 Bandung

Selamat  mencapai
Tempat yang baru
Demi tercapainya
Sebuah asa
Yang kelak kan membawa bahagia
Demi keluarga dan bangsa


Puisi

Silaturahmi
Oleh :Lina Fera Herliana

Menyambut bulan suci ramadhan
Mari kita saling memaafkan
Hilangkan benci
Gantilah dengan sayang

Islam sungguh indah
Merekatkan tali silaturahmi
Kami berkumpul
Merajut kasih
Yang tak terbeli dengan harta
Semoga Alloh swt senantiasa melimpahkan berkah,
kesehatan dan kegembiraan pada kita.

Ya Alloh semoga kekeluargaan kami senantiasa utuh
Saling mengasihi dan menyayangi
Sampai ajal memisahkan kita
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

Bandung, Mei 2019

Pantun



     PUASA Jalan-jalan menuju desaMencari ikan hendak dibedahAlhamdulillah tiba waktunya berpuasaPerbanyak sedekah juga ibadah  Ke kebun hendak memetik pandanTidak lupa membawa petaTlah tiba bulan suci  Ramadhan
Mari kita sambut dengan suka cita